Kamis, 24 April 2014

Huknah Rendah

Pemberikan huknah rendah adalah suatu tindakan pemenuhan kebutuhan eliminasi dengan cara memasukkan cairan hangat  melalui anus ke rectum sampai colon desenden dengan mempergunakan kanul recti. Kanul masuk 10-15 cm ke dalam rektal dengan ketinggian irigator 50 cm dengan posisi sims kiri.
Alasan utama huknah rendah ialah untuk meningkatkan defekasi dengan menstimulasi peristaltik usus. Volume cairan, yang dimasukkan, memecah masa feses, merenggangkan dinding rectum, dan mengawali reflek defekasi. Huknah juga diberikan sebagai alat transportasi obat-obatan yang menimbulkan efek lokal pada mukosa rektum.
Huknah rendah paling sering digunakan untuk menghilangkan konstipasi untuk sementara. Indikasi lain antara lain : membuang feses yang mengalami impaksi, mengosongkan usus sebelum menjalani pemeriksaan diagnostik, pembedahan atau melahirkan, dan memulai program bowel training.
2.1  Tujuan Pemberian Huknah Rendah
a)    Mengosongkan usus pada pra-pembedahan untuk mencegah hal-hal yang tidak  diinginkan selama operasi berlangsung, seperti defekasi.
b)    Merangsang peristaltik usus untuk mengeluarkan feses karena kesulitan untuk defekasi (pada pasien sembelit).
c)    Sebagai tindakan pengobatan.
2.2 Indikasi Dan Kontra Indikasi Pemberian Huknah Rendah
2.2.1 Indikasi
a)    Konstipasi
b)    Pasien yang obstipasi
c)    Impaksi feses (tertahannya feses)
d)    Persiapan pre-operasi
e)    Untuk tindakan diagnostik misalnya pemeriksaan radiologi
f)    Pasien dengan melena.
2.2.2    Kontra Indikasi
a)    Pasien dengan diverticulitis, ulcerative colitis, Crohn’s disease
b)    Post operasi
c)    Pasien dengan gangguan fungsi jantung atau gagal ginjal
d)    Keadaan patologi klinis pada rektum dan kolon seperti hemoroid bagian dalam atau hemoroid besar, tumor rektum ,dan kolon.
2.5  Persiapan Pasien dan Alat
2.5.1 Persiapan pasien
a.    Memperkenalkan diri
b.    Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan  tindakan yang akan dilaksanakan.
c.    Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya
d.    Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak mengancam.
e.    Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi
f.    Privasi klien selama komunikasi dihargai.
g.    Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan perhatian serta respek selama berkomunikasi dan melakukan tindakan
h.    Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan dilakukan)
i.    Pasien disiapkan dalam posisi tidur miring ke kiri (posisi sim)
2.6.1 Persiapan alat
a. Sarung tangan bersih
b. Selimut mandi atau kain penutup
c. Perlak dan pengalas pantat
d. Irigator lengkap dengan kanula rekti, selang dan klemnya
e. Cairan hangat sesuai kebutuhan (misalnya cairan NaCl, air sabun, air biasa)
f.  Bengkok
g. Pelicin (vaselin, sylokain, Jeli 2% /pelumas larut dalam air)
h. Tiang penggantung irigator
i. Jika perlu sediakan pispot,air pembersih dan kapas cebok/ tissu toilet
2.6  Prosedur kerja
1. Mencuci tangan
2. Menjelaskan prosedur kepada pasien
3. Mengatur ruangan, menutup jendela dan pintu, atau pasang sampiran
4. Mengatur posisi pasien dengan posisi Sims kiri (pada huknah rendah).
5. Memasang pengalas di bawah glutea pasien
6. Menyiapkan bengkok di dekat pasien
7. Mengisi irigator dengan air hangat dan hubungkan dengan kanula rektal (pada huknah rendah), kemudian periksa alirannya dengan membuka kanula dan keluarkan air ke bengkok.
8. Memberikan jeli pada ujung kanula
9. Menggunakan sarung tangan
10. Memasukkan kanula (kira-kira 15 cm) ke dalam rektum dan arahkan ke kolon desensen (pada huknah rendah) atau kolon asenden (pada huknah tinggi).
11. Menganjurkan pasien untuk bernapas panjang dan gantung irigator pada tiang infus setinggi 15-20 cm dari glutea pasien (pada huknah rendah) atau 45-50 cm (pada huknah tinggi). Buka klem dan alirkan air sampai pasien menunjukkan keinginan untuk defekasi
12. Menganjurkan pasien menahan sebentar bila ada rasa ingin defekasi dan pasang pispot atau anjurkan pasien ke kamar kecil. Jika pasien menggunakan pispot, bersihkan dengan menyiram daerah sekitar anus, genitalia, dan perineum hingga bersih. Kemudian keringkan dengan tisu
13. Mencuci tangan
14. Membuat catatan keperawatan yang mencakup:
•         Respon pasien
•         Tindakan yang dilakukan
•         Keadaan umum pasien
•         Hasil observasi
15. Mencatat jumlah, warna, konsistensi feses yang dikeluarkan, dan respon pasien selama prosedur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar