Kamis, 24 April 2014

makalah pengambilan spesimen sekret vagina


BAB II
PENGAMBILAN SPESIMEN SEKRET VAGINA

            Dalam kondisi normal, kelenjar pada serviks mengahasilkan suatu cairan jernih yang keluar dan bercampur dengan bakteri yang ada di vagina,  dan sekresi kelenjar bartolini. Pada perempuan sekret vagina ini juga dihasilkan dari aktivitas bakteri yang ada di vagina, umumnya sekret vagina ini digunakan untuk metode pembersihan diri, sebagai pelicin, dan sebagai pertahanan terhadap infeksi. Pada kondisi normal sekret vagina ini berupa lendir yang jernih, putih keruh atau kekuningan saat mengering di celana dalam.
2.1 Mikroorganisme yang Terdapat dalam Sekret Vagina
Sekret vagina normal memiliki konsistensi yang flokular, berwarna putih dan berlokasi di fornix posterior. Pemeriksaan sekret vagina normal secara mikroskopik dapat memberikan temuan-temuan berupa banyak sel epitelial, sedikit leukosit, dan sedikit clue cells (clue cells merupakan sel epitelial superfisial vagina dengan bakteri aderen, biasanya Gardnerella vaginalis).
Vagina normal mengandung beberapa mikroorganisme (rata – rata 6 spesies bakteri yang berbeda) dengan flora normal yang kebanyakan aerobik, dan yang paling umum adalah Lactobacillus carispatus dan Lactobacillus jensenii. Lactobacilli adalah spesies penghasil hidrogen peroksida, yang dapat mencegah mikroorganisme vaginal lain untuk berkembang dan menimbulkan penyakit.

Sedangkan pada sekret vagina yang tidak normal yaitu suatu keadaan dimana terjadi alterasi (perubahan) flora normal vagina, yaitu menurunnya jumlah Lactobacilli dan pertumbuhan berlebih dari bakteri anaerob. Mikroorganisme yang terkait dengan kejadian BV sebenarnya sangat beragam, namun yang biasa dikenal adalah Gardnerella vaginalis, Mobiluncus, Bacteroides, dan Mycoplasma.
Berbeda dengan vaginitis non-spesifik yang disebabkan oleh Haemophilus vaginalis, Corynebacterium vaginale dan Gardnerella vaginalis, serta vaginitis anaerob yang disebabkan oleh Mobilincus, BV lebih dikarakterisasikan dengan jumlah sekret vagina yang meningkat dibandingkan dengan inflamasi vagina.
Faktor yang mencetuskan terjadinya perubahan flora normal tersebut masih belum diketahui, namun disinyalir bahwa alkalinisasi vagina secara berulang (misalnya dengan penggunaan douches atau hubungan seksual yang terlalu sering) memiliki peran. Reduksi Lactobacilli dikatakan juga terkait dengan penggunaan antibiotik yang irasional. Apabila Lactobacilli hilang, maka akan sulit untuk mengembalikan flora vagina ke keadaan normal seperti semula, sehingga umumnya terjadi BV berulang.


2.2 Komponen sekret vagina normal
Sekret vagina terdiri dari beberapa komponen yang meliputi, air, elektrolit, mikroorganisme, sel-sel epitel dan senyawa organik seperti asam lemak, protein dan karbohidrat. . Komponen-komponen ini bergabung untuk menghasilkan sekret vagina dengan pH kurang dari 4,5.
2.3 Metode pengambilan sekret vagina
2.3.1 Pap Smear
Papanikolaou test atau Pap smear adalah metode screening ginekologi, dicetuskan oleh Georgios Papanikolaou, untuk menemukan proses-proses premalignant dan malignant di ectocervix, dan infeksi dalam endocervix dan endometrium (Wikipedia).  Pap Smear dapat dilakukan pada berbagai sekret  tubuh,  termasuk  :  sekret  gaster,  sekret  prostat,  sputum,  dan  urin. Sel-sel  tersebut  kemudian diklasifikasikan menurut grade mulai dari sel normal sampai sel Ca.
Pada dunia obstetri ginekologi, Pap smear digunakan untuk mendeteksi kanker rahim yang disebabkan oleh human papillomavirus atau HPV. Menurut perkiraan, di Inggris Pap smear mencegah sekitar 700 kematian per tahun. Wanita yang aktif secara seksual disarankan menjalani Pap smear sekali setahun. Pap  smear  rutin  dianjurkan  pada wanita  lebih  dari  40  tahun  yang  beresiko  tinggi  dan  pada  wanita  yang  hasil tes pap positif.
Prosedur Pap Smear dilakukan dimana dokter atau perawat memasukkan spekulum ke vagina pasien untuk mengambil sample dari servik. Pap smear biasanya tidak dilakukan selama menstruasi. Prosedur ini dapat menimbulkan sedikit rasa sakit, namun hal ini bergantung kepada anatomi pasien, faktor psikologi, dan lain-lain. Sample kemudian diuji di laboratorium dan hasil diperoleh dalam waktu sekitar 3 minggu. Sedikit pendarahan, kram, dan lain-lain dapat terjadi sesudahnya.
Klasifikasi Pap Smear:
1)      Sistem Lama
Grade I      : Sel-sel tampak normal
 Grade II     : Atypical  (tidak khas, tidak teratur, tidak normal), namun tidak   ditemukan tanda-tanda malignancy 
Grade III   : Mengarah ke keganasan, tapi belum jelas
Grade IV   : Lebih mengarah ke keganasan
Grade V    : Jelas keganasan

2)      Sistem Terbaru
  Normal
  Inflammatory
  Mild-cervical intraepithelial neoplasia
  Severe-cervical intraepithelial neoplasia
  Cancer



Persiapan pengambilan sekret vagina:
Persiapan pasien:
1.      Melakukan informant concent
2.      Menyiapkan tempat tidur ginekologi dan lampu sorot.
3.      Menganjurkan klien membuka pakaian bawah
4.      Menganjur klien berbaring di tempat tidur ginekologi dengan posisi litotomi
Alat dan Bahan :
a. Kapas lidi steril atau ayse
b. Gelas obyek
c. Bengkok
d. Sarung tangan
e. Spekulum
f. Botol khusus berisi alcohol 96%
g. Cytocrep (hair spray)
h. Kain kassa, kapas sublimat
i. Perlak
Prosedur pelaksanaan metode pap smear:
1. Memberitahu dan menjelas kan kepada pasien  tindakan yang akan dilakukan
2. Menyiapkan alat dan bahan membawa ke dekat  pasien
3. Memasang sampiran
4. Membuka atau menganjurkan pasien  menanggalkan pakaian bawah (tetap jaga privacy pasien)
5. Memasang pengalas dibawah bokong pasien
6. Mengatur posisi pasien  dengan kaki ditekuk (dorsal recumbent)
7. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir mengeringkan dengan handuk bersih
8. Memakai sarung tangan
9. Buka labia mayora dengan ibu jari  dan jari telunjuk tangan yang tidak dominan
10. Melakukan vulva hygine
11.Mengambil sekret vagina dengan kapas lidi dan tangan yang dominan sesuai kebutuhan
12.  Menghapuskan sekret vagina pada gelas obyek yang disediakan
13.  Membuang kapas  lidi dalam bengkok
14.  Fiksasi segera sediaaan yang dibuat dengan cara:
A.      Fiksasi Basah
Fiksasi basah dibuat setelah sediaan diambil, sewaktu secret masih segar dimasukkan kedalam alcohol 96%. Setelah difiksasi selama 30 menit,  sediaan dapat diangkat dan dikeringkan serta dikirim dalam keadaan terndam cairan fiksasi didalam botol.
B.       Fiksasi Kering
Fiksasi kering dibuat setelah sediaan selesai diambil, sewaktu secret masih segar disemprotkan cytocrep atau hair spray pada object glass mengandung usapan secret tersebut dengan jarak 10-15 cm dari kaca object glass, sebanyak 2-4 kali semprotan. Kemudian keringkan sediaan dengan membiarkannya diudara terbuka selama 5-10 menit. Setelah kering sediaan siap dikirimkan ke laboraturium sitologi untuk diperiksa.
15. Bersihkan porsio dan dinding vagina denagn kasa steril dengan  tampon tang
16. Keluarkan speculum dari vagina secara perlahan-lahan
17. Berutahui klien bahwa pemeriksaan sudah selesai
18. Cuci tangan                                                                     
19. Melakukan dokumentasi tindakan yang telah dilakukan
Cara membuat apusan yang baik[1]:
Menghapuskan bahan sitologi yang didapat sebaiknya dilakukan dengan gerakan searah dari tengah ke arah luar. Apusan yang dilakukan melingkar/ zig zag biasanya akan memberikan jumlah sel yang lebih banyak dan memberikan kemungkinan pengeringan oleh udara yang lebih kecil
Hal hal yang perlu diingat :
1.      Sediaan apusan dapat di rendam dalam cairan fiksasi sampai kira-kira 15 menit sebelum dilakukan pewarnaan
2.      Sediaan apus jangan direndam dalam cairan fiksasi lebih dari satu minggu karena akan terjadi distorsi sel
3.      Bila mukosa arofik, kaca benda dan spatula sebaiknya dibasahi dahulu dengan larutan garam fisiologik atau NaCl
4.      Bila karena suatu hal sediaan apus mengering, dapat dilakukan rehidrasi dengan mengguyur dengan air ledeng selama beberapa saat sebelum dilakukan fiksasi
Pap smear menunjukkan dua nilai yaitu nilai normal dan tidak normal:
a.       Nilai normal  : jika tidak ditemukan sel-sel abnormal
b.      Nilai abnormal, mempunyai arti :
-  Ca cerviks
-  Infeksi jamur
-  Proses Inflamasi
-  Infeksi parasitik
-  Penyakit kelamin
           
2.4.2 Spekulum Steril
Pemeriksaan Spekulum Steril diindikasikan untuk menentukan apakah membran amnion sudah rupture atau utuh. Lubrikan tidak digunakan karena dapat mengubah temuan.
Faktor berikut mengindikasikan rupture ketuban :
·         Tetesan atau aliran kecil cairan amnion melewati serviks
·         Berkumpulnya cairan di liang vagina
·         Kertas nitrazin menunjukkan reaksi basa terhadap cairan vagina (berubah menjadi warna biru kurang lebih pH nya 7,15)
·         Gambaran pakis cairan vagina jika dikeringkan pada preparat mikroskop dan diperiksa secara mikroskopik.

Berbagai zat dan kondisi dalam vagina dapat mengubah keakuratan pemeriksaan ini :
·         Hasil negatif palsu semua hasil pengukuran dapat terjadi jika ketuban sudah ruptur  dan bocor selama waktu yang lama, atau jika selaput ketuban bocor darisuatu tempat diatas bagian presentasi dan hanya terdapat cairan minimal di dalam vagina pada saat pemeriksaan vagina.
·         Hasil positif palsu Nitrazin dapat terjadi ketika kertas terkontiminasi dengan darah, semen, lendir serviks, urine, air mandi, antiseptik yang basah, atau lubrikan larut air.
·         Gambaran pakis positif palsu kan muncul jika lendir serviks atau darah mengontaminasi spesimen pada preparat.
·         Gambaran pakis lendir serviks tampak “lebih seperti kerangka” dari pada gambaran pakis cairan amnion. Mekonium, pH vagina, dan darah dalam cairan amnion (hingga 20 %) tidak akan mengisi gambaran pakis.

Pengambilan specimen, pembuatan dan pengiriman sediaan:

A. Pengambilan specimen
· Alat :
-          loop/lidi kapas steril,
-          kaca objek yang kering dan bersih,
-          lampu spiritus,
-          kursi obstetric,
-          spekulum vagina steril,
-          sarung tangan,
-          pinsil kaca,
-          larutan salin steril.
B.  Persiapan pasien :
· Pasien terbaring terlentang kedua lutut ditekuk pada kursi obstetric (posisi litotomi)
· Masukan spekulum steril dengan  hati-hati dan spekulum dibuka
· Masukan  ujung kapas lidi dan oleskan pada daerah endoservik. Gerakan lidi melingkar kekanan diamkan beberapa saat untuk penyerapan
· Sekret yang didapat dioleskan pada kaca objek yang telah di beri nomor untuk  dibuat sediaan
C.  Pembuatan sediaan :
-          Alat (forcep, rak pewarna, rak pengering)
-          Reagen (larcarbol gentian violet, lugol/iodin, larutan carbolfuchsin)
Cara :
· Pasca pengolesan di objek glas biarkan di udara beberapa saat mengering, fiksasi dengan melakukan diatasnya lapis lampu spiritus
· Tuangi larutan carbol gentian violet selama 2-3 menit
· Cuci dengan air kran atau air mengalir
· Tuangi dengan alcohol 95% selama 20-30 detik cuci kembali
· Tuangi carbol fuchsin selama 1-2 menit kembali
· Keringkan
D.  Pengiriman sediaan
Bila perlu uji silang (cross cek) dilafasilitas lab kurang sediaan perlu di kirim kelaboratorium
Cara pengiriman:
· Setelah sediaan difiksasi bungkus dengan kertas tik tipis di bagi 2 menurut pjnya, tiap potong untuk 15-20 sediaan
· Bungkus lagi dengan kertas karton bergelombang menurut lebarnya dan ikat 2 kali
· Bungkus lagi dengan kertas karton bergelombang menurut panjangnya dan ikat satu kali
· Bungkus lagi dengan kertas karton bergelombang menurut panjangnya dan ikat dua kali
· Bungkus lagi dengan kertas sampul dan ikat 3 kali
                     
Pemeriksaan vagina dengan spekulum
-          Pada kasus yang lebih berat pemeriksaan inspekulo menimbulkan rasa nyeri pada penderita. Mukosa vagina dan ektoserviks tampak eritem, serta pada dinding vagina tampak gumalan putih seperti keju.
-          Pemeriksaan pH vagina berkisar 4-4,5
Untuk menjaga sekret vagina agar tetap dalam keadaan normal ada beberapa hal yang dapat dilakukan diantaranya :
1.      Hentikan pemakaian bahan-bahan yang mengiritasi (misal semprot,busa sabun)
2.      Gunakan pakaian yang menyerap dan tidak oklusif (pakaian dalam katun bukan nilon)
3.      Gunakan kontrasepsi sawar (misal kondom,diafragma) untuk mencegah kekambuhan.
4.      Pulihkan lingkungan vagina yang normal (misal pH,flora) sebagian klinisi menganjurkan pemakaian bilas vagina yang asam atau yoghurt.
5.      Biasakan higiene perineal yang baik (misal cebok dari depan atau belakang)



[1] Ermawati Dalami, Rochimah, dkk. KDPK Keterampilan Dasar Praktik Klinik. (Jakarta: TIM Trans Info Media,2011), 346

Tidak ada komentar:

Posting Komentar