Kamis, 24 April 2014

konsep kebidanan

Sejarah Perkembangan Pendidikan Kebidanan di Belanda

Kebidanan merupakan aplikasi dari ilmu medis. Bidan adalah tenaga profesional yang mengatur dan monitoring proses fisiologis, berbeda dengan profesi kesehatan lain yang berfokus pada patologi. Bidan memberi kontribusi dalam proses medis kedokteran (Crebas 1991:25).
Perkembangan kebidanan di Belanda adalah sbb :
1. Tahun 1779 : Didirikan sekolah kebidanan pertama di Maasticht
2. Tahun 1818 : Pemerintah mengeluarkan panduan untuk legislasi bidan
3. Tahun 1861 : Didirikan pendidikan kebidanan kedua di Amsterdam. Pada abad 18 ini masyarakat mengenal bidan sebagai praktisi mandiri tugas dan tanggung jawab bidan sudah teridentifikasi dengan jelas dan didukung oleh undang-undang oleh pemerintah.
4. Tahun 1865 : Pemerintah memberikan kewenangan kepada bidan sebagai praktisi medis untuk memberikan pendidikan kesehatan dan mendampingi ibu selama proses kelahiran normal.
5. Tahun 1878 : Pemerintah belanda mengeluarkan keputusan untuk pemberian gelar kepada yang telah lulus misalnya dr, drg, farmasi, bidan dan asisten farmasi diberikan. Dengan gelar ini seorang bidan diberi kewenangan izin praktek bila sudah melakukan ujian dan dianggap lulus.
6. Tahun 1941 : Sistem pembayaran pelayanan kebidanan dengan asuransi medis yang masih tetap ada sampai dengan sekarang.
a.    Wanita dengan kehamilan dan persalinan yang fisiologis berada dibawah pengawasan bidan, sedang yang patologis dengan komplikasi berada dibawah pengawasan ahli obstetri .
b.    Bidan atau dokter yang memberikan pelayanan diluar wilayah kerjanya tidak akan mendapat klaim penggantian biaya asuransi
c.    Siswa bidan diberikan kesempatan yang banyak dalam menolong persalinan dirumah dibawah bimbingan bidan seniornya.
d.    Pemerintah lebih menganjurkan persalinan dilakukan dirumah dan ada dukungan yang kuat dalam pendanaan bila melaukan persalinan dirumah. Hampir 1/3 bidan menolong persalinan dirumah , hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Hingstman Mayoritas (80%) bidan di netherlands praktik mandiri dan memberikan pelayanan persalinan di rumah atau di unit kebidanan dengan masa rawat yang singkat (1994), presentasi persalinan di rumah dilakukan lebih banyak ditolong oleh bidan (Baker et al 1996)
7. Tahun 1991 : Peninjauan kembali kurikulum oleh suatu komite yang bekerjasama dengan departemen kesejahteraan, kesehatan dan kebudayaan di Netherland melakukan revisi kurikulum kebidanan dengan mengidentifikasi kebutuhan kebidanan yang harus berdasarkan :
     1. Perubahan area obstetrik
2. Peningkatan penggunaan teknologi dalam persalinan dan kelahiran
3. Identifikasi kebutuhan untuk menyediakan pelatihan dalam USG
4.    Pemikiran yang berarah pada pendidikan terutama yang berkenaan dengan  penilaian mahasiswa
5. Kebutuhan bidan dalam mengembangkan kebutuhan riset (Commitee for the revision of the curiculum of midwifery school in nehterlands 1991


Profil bidan yang di buat oleh Netherlands terfokus pada 3 komponen yaitu ; ANC, INC dan PNC, pada tahun 1991 ada penambahan lain yang termasuk pada kategorinya antara lain :
1. Prosedur obstetric
2. Pencegahan
3. Management pada kehamilan / keterampilan berkomunikasi
4. Melaksanakan praktek
5. Meningkatkan dan memelihara keterampilan professional

Mengacu pada Commitee for the revision of the curiculum of midwifery school in nehterlands 1991 menyatakan bahwa keahlian seorang bidan memiliki 5 komponen :
1. Keahlian formal yang didapat selama pelatihan dari salah satu institusi pendidikan bidan
2. Memiliki sikap yang tepat untuk seorang bidan yang professional
3. Keahlian yang profesional yang diperoleh harus selalu dipelihara secara teratur dengan mengikuti pelatihan.
4. Mampu dalam memberikan pendidikan kesehatan
5. Ahli dalam ultrasonic scanning

Pada tahun 1992 bidan komunitas mensupervisi dari 45 % semua persalinan di netherland, lebih dari setengahnya persalinan terjadi di rumah (netherland biro pusat statistik 1994). Sekolah kebidanan adalah universitas mandiri meskipun pelatihan atau training di pertimbangkan dapat menyeimbangkan pendidikan pada tingkat pendidikan vokasi yang lebih tinggi.

8. Tahun 1993 kurikulum di kembangkan menjadi 4 tahun dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan bidan dalam mendapatkan pengalaman, dan pemahaman mengenai riset dan untuk menyeimbangkan kualitas program yang dirasakan bahwa standart akademik dapat dicapai dengan memungkinkan setiap lulusan untuk melanjutkan studi doktor.
a. Lama pendidikan bidan di belanda ditempuh dalam waktu 1.680 jam, di dalamnya termasuk waktu kontak program dan pembelajaran di rumah yang dibagi kedalam 40 minggu dan tiap minggu terdiri dari 40 jam. Penempatannya antara lain ; di klinik, ruang bersalin, ruang demo dan unit ginekologi yang nantinya diharapkan outcome seperti sebaik bidan praktek mandiri dapat belajar mengatur dan menjalani praktik dan persalinan di rumah.
b. Adapun target yang harus dicapai oleh seorang calon bidan adalah lebih dari 40 persalinan seperti yang dibutuhkan oleh peraturan dari organisasi EEC. Dan setiap tahun mahasiswa ini harus mencapai objek pembelajaran yang spesifik. Program pembelajaran terselenggara melalui modul dengan tema utama menggabungkan teori dan keterampilan, serta pada tahun ketiga mereka diharuskan meningkatkan kemampuan keterampilannya.
c. Pemerintah menanggung semua biaya pendidikan dan mahasiswa akan menerima dana pada saat mereka berada pada tahun ke 4.


A. Menghubungkan Pelajaran Master dan Kebidanan di Belanda
Pendidikan untuk Master di dalam ilmu keperawatan dan kebidanan diorganisir oleh agen bekerjasama dengan Arteveldehogeschool, Hogeschool Gent dan Hogeschool Vlaanderen Barat. Master ini menawarkan suatu tingkatan atas untuk Sarjana Muda professional dalam ilmu perawatan dan ilmu kebidanan.
Jenjang Pendidikan ini membentuk sumber daya manusia yang dapat disalurkan dalam berbagai pekerjaan, dan penelitian di dalam ilmu pengetahuan keperawatan dan ilmu pengetahuan kebidanan yang menjadi :
1.    Spesialis klinis
2.    Manajer kasus
3.    Kepala ahli perawatan/bidan
4.    Fungsionaris staf
5.    Koordinator perawatan
6.    Anggota kader menengah
7.    Direksi departemen ilmu perawatan dan kebidanan di dalam sector kesehatan. Kurikulum Susunan Global
Ditengah-tengah pendidikan terdapat :
1.    Pengembangan ke arah evidenbased dan bekerja secara akademis.
2.    Mengarah pada belajar tetap dan belajar di dalam praktek.
3.    Pendidikan diarahkan pada pemikiran terarah dan berwawasan luas, menggunakan metode dan mampu memecahkan masalah dengan baik.
4.    Fleksibilitas.
5.    Keterbukaan bagi para mahasiswa yang bekerja.

Tekanan disini terletak pada pola fikir yang kritis terhadap pengenalan ilmu pengetahuan, kemampuan dan kreativitas menganalisis yang mendalam, didorong pengenalan teoritis dan ilmu pengetahuan. Pengenalan ilmu pengetahuan yang lebih luas dan lebih mendalam dari Master adalah menelaah situasi perawatan yang lebih kompleks, menganalisis strategi perawatan yang sesuai dengan kebutuhan untuk dikembangkan menjadi ilmu pengetahuan yang aktual.
Setelah mengikuti pendidikan Master, diharapkan tingkat kemandirian lebih tinggi di dalam pengembangan, pemerolehan dan penerapan ilmu/pengenalan. Juga tingkat pengertian kritis dan kreativitas di dalam memutuskan, menginterpretasi dan menerapkan penelitian ilmiah yang berbeda sekali terhadap kemampuan akhir pendidikan sarjana muda professional.

B. Tujuan Pendidikan Master di Belanda
Master di dalam ilmu keperawatan dan kebidanan adalah orang yang berpendidikan universitas dengan pola fikir berkembang dan melakukan penelitian ilmiah dibidang ilmu keperawatan dan kebidanan.
Dengan adanya pendidikan ini antara lain mencoba untuk mewujudkan tujuan :
1. Menyumbangkan ilmu untuk mengembangkan ilmu pengetahuan keperawatan dan ilmu pengetahuan kebidanan.
2. Memberi bimbingan ilmu keperawatan dan ilmu kebidanan dengan membentuk lingkungan kerja dengan pola fikir akademis
3. Mengembangkan keahlian untuk bukti yang didasarkan praktek untuk
mewujudkan pemeliharaan kesehatan.
4. Membentuk mereka yang berijazah universitas untuk mendidik para mahasiswa – sarjana muda yang professional dalam ilmu keperawatan dan ilmu kebidanan di dalam pendidikan sekunder (menengah).
5. Menyumbangkan fikiran terhadap pengembangan penelitian ilmiah.

C. Kejuruan Awal dan Akhir
Adanya pengembangan yang terus dilakukan untuk kejuruan akhir dari pendidikan sarjana muda ilmu keperawatan dan kebidanan. Kejujuran/pendidikan akhir ini juga membentuk kejuruan awal dari pendidikan untuk mencapai Master di dalam keperawatan dan kebidanan.
Seorang Master di dalam ilmu keperawatan dan kebidanan harus :
1.    Mampu membaca literatur ilmu pengetahuan keperawatan dan kebidanan secara kritis, dapat memutuskan permasalahan dan harapannya, mensintesis dan menyimpulkan implikasinya untuk praktek.
2.    Dapat mengkonsultasikan literatur medis yang relevan, melekasanakannya dan menyimpulkan implikasi ilmu keperawatan dan kebidanan.
3.    Mampu melihat kemungkinan dan memanfaatkannya untuk memperluas mutu perawatan.
4.    Mampu secara adekuat/memadai dan bertanggung jawab secara ilmiah menerima perubahan-perubahan di masyarakat dan evolusi yang kontinyu di dalam perawatan/pemeliharaan kesehatan.
5.    Cara-cara ilmiah untuk digunakan dengan cara yang benar di dalam fungsi-fungsi yang mereka pegang untuk menopang keputusan dan pertimbangan-pertimbangan secara empiris.
6.    Dapat memenuhi fungsi spesialis klinis setelah pendalaman yang disesuaikan dibidangnya, dimana belajar sendiri mengambil tempat yang penting, tetapi bukan satu-satunya tempat.
7.    Mampu melakukan konsultasi dengan para pakar perawatan lainnya, para pakar kebidanan dan para pekerja kesehatan lainnya mengenai masalah perawatan.
8.    Mampu menganalisis pemeliharaan keperawatan/kebidanan sebagaimana dilaksanakan, menemukan kekurangan dan mengembangkan dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan pengenalan pengalaman dengan cara kreatif.
9.    Mampu berperan serta di dalam pengembangan program perawatan, jalan-jalan klinis dan proyek-proyek mutu.
10.    Mampu menafsirkan implikasi pembaharuan medis untuk kebijakan ilmu keperawatan dan ilmu kebidanan mereka yang membutuhkan perawatan dan merumuskan jawaban yang tepat.
11.    Mampu membuat keputusan yang bertanggung jawab mengenai perkembangan-perkembangan yang ditawarkan dari luar negeri atau dalam negeri yang sangat berharga bagi ilmu keperawatan dan ilmu kebidanan.
12.    Dapat memotivasi para pakar keperawatan dan kebidanan untuk bertindak sesuai dengan pendapat-pendapat penelitian dan implementasi-implementasi yang diperlukan dapat menciptakan dan melanjutkan, yang dikendalikan dari kader teoritis.
13.    Dapat mengevaluasi pengaruh perubahan di dalam ilmu   keperawatan/kebidanan.
14.    Mampu memimpin para pakar perawatan dan kebidanan dalam pemeliharaan langsung.
15.    Mampu memenuhi fungsi kepala keperawatan/kebidanan.
16.    Mampu memenuhi fungsi di dalam kader menengah dan direksi keperawatan rumah sakit-rumah sakit dan organisasi-organisasi lainnya di dalam pemeliharaan kesehatan.
17.    Mampu membuat dan melaksanakan rencana kebijakan untuk pemeliharaan keperawatan/kebidanan, sesuai tingkat pengenalan dibidang ilmu pengetahuan keperawatan.
18.    Ahli dalam Ilmu pengetahuan kebidanan/pakar kebidanan dan manajemen perawatan.
19.    Menyusun anggaran dan menguasainya, dengan dukungan orang yang bertanggung jawab secara ekonomis
20.    Dapat melaksanakan kebijakan personalia dengan bermusyawarah dan dengan dukungan orang yang bertanggung jawab secara personalia.
21.    Mampu mengajar para siswa keperawatan dan kebidanan baik di dalam praktek maupun dalam hubungan pelajaran.
22.    Dapat merencanakan dan melaksanakan penelitian ilmiah di bawah pengawasan untuk menjelaskan/menguraikan lebih lanjut masalah keperawatan, atau untuk meneliti efektivitas intervensi pakar perawatan dan kebinanan.
23.    Dapat mengevaluasi pemeliharaan kesehatan dan tindakan yang diambil dengan dibeda-bedakan dari perspektif ilmu pengetahuan/ilmiah dan secara etis.
Negara Belanda sendiri merupakan Negara Eropa yang teguh berpendapat bahwa pendidikan bidan harus dilakukan secara terpisah dari pendidikan perawat. Menurut Belanda disiplin kedua bidang ini memerlukan sikap dan keterampilan yang berbeda. Perawatan umumnya bekerja secara hirarki di RS dibawah pengawasan sedangkan bidan diharapkan dapat bekerja secara mandiri di tengah masyarakat. Pendidikan kebidanan di Belanda memiliki prinsip yakni sebagaimana member anastesi dan sedative pada pasien barulah mengadakan pendekatan dan memberi dorongan pada ibu saat persalinan. Di Belanda ada 3 institusi kebidanan dan menerima 66 mahasiswa setiap tahunnya. Hampir tahun 800 calon mahasiswa (95% wanita, 4% pria) yang mengikuti tes syarat masuk mengikuti pendidikan usia minimum 19 tahun, telah menamatkan Secondary Education atau yang sederajat dari jurusan   kimia   dan  biologi.  Mahasiswa kebidanan tidak menerima gaji dan tidak membayar biaya pendidikan. Selama pendidikan di ketiga institusi tersebut menekankan bahwa kehamilan, persalinan, dan nifas sebagai proses fisiologis. Ini diterapkan dengan menempatkan mahasiswa untuk praktek di kamar bersalin dimana wanita dengan resiko rendah melahirkan. Mahasiswa akan teruju keterampilan kebidanan yang telah terpelajari. Bila ada masalah, mahasiswa baru akan berkonsultasi dengan Ahli kebidanan dan seperti di rumah, wanita di kirim ke ruang bersalin patologi. Mahasiswa diwajibkan mempunyai pengalaman minimal 40 persalinan selama pendidikan. Ketika mereka lulus ujian akhir akan menerima ijazah yang didalamnya tercanbtum nilai ujian.
Delapan puluh persen bidan yang bekerja di Belanda saat ini tidak perawat , tapi melakukan tiga tahun program education dalam kebidanan ( Smulders dan limburg 1988 ) .
Bidan memainkan peran utama dalam penyediaan layanan bersalin Belanda ( van teijlingen 1989 ). lebih dari sepertiga dari bayi yang lahir di rumah di bawah asuhan midwife.a thrid yang lahir di bawah skema mirip dengan gaya Domino perawatan di kerajaan Serikat dan sisanya , mereka ibu diklasifikasikan sebagai risiko tinggi komplikasi di rumah sakit ( Van Teijlingen 1989 ).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar